Program Beasiswa KEMBALI YKIP kini mensponsori 132 siswa pada tahun ajaran 2023-2024 di Kabupaten Karangasem. Dari sekian banyaknya siswa di sana, minat serta bakatnya pun berbeda-beda. Beberapa anak tertarik dengan ilmu alam dan ilmu sosial, sementara lainnya tertarik dengan bidang bahasa, seni, maupun olahraga. Namun ada yang menarik dari disana, seorang anak dengan bakat sebagai komedian.
Mari bertemu dengan Susila, seorang anak SMP yang terlihat pendiam, namun memendam bakat yang sangat langka di bidang komedi. Ia tidak pernah bermimpi untuk menjadi komedian, namun nasib membawanya tampil ke panggung komedi. “Saat itu, saya sedang melamun di kelas di jam istirahat. Tiba-tiba saja guru wali kelas saya datang menghampiri dan meminta saya utnuk mewakili kelas saya dalam lomba komedi antar kelas. Tentu saja saya menolak, namun Beliau tetap bersikeras untuk mengikutsertakan saya dalam kompetisi tersebut karena yakin dengan bakat yang saya miliki. Setelah berdiskusi panjang, akhirnya saya mendaftar untuk lomba tersebut. Sesampainya di rumah, saya memberitahu orang tua saya tentang hal ini. Mereka awalnya meragukan kemampuan saya, dan merasa bahwa saya tidak akan bisa tampil dengan baik di panggung komedi karena sifat saya yang pendiam.”
Pertama Kali Naik Panggung Sebagai Komedian
Kali pertama Susila naik panggung pada saat pelaksanaan peringatan Bulan Bahasa. ia naik ke panggung untuk membawkan “Bebanyolan”, sebuah seni lawakan khas Bali dimana pelakunya menggunakan kostum serta make up tradisional. Selain itu, peserta harus membawakan lawakan dalam Bahasa Bali yang yang baik dan benar.
Sebelum nik panggung, Susila benar-benar gugup hingga ia merasakan badannya bergetar. Untungnya, ia dapat menguasai diri sebelum naik ke panggung. Saat itu di pikirannya hanya menyelesaikan pentas dengan tuntas sebagai kewajibannya untuk mewakili kelasnya. Tidak sedikit pun ada pikiran untuk mendapatkan juara. Pada akhir lomba, ia sangat terkejut bahwa ia mendapatkan peringkat kedua dalam lomba tersebut. Sejak saat itu, Susila mulai merasakan senangnya naik ke atas panggung dan menjadi komedian.
Setelah kesuksesannya di sekolah, Susila melanjutkan perjalanannya sebagai komedian dengan mewakili sekolah di tingkat kabupaten. Dengan dibimbing oleh gurunya, ia berlatih dengan sangat keras.
Kerja kerasnya akhirnya terbayar saat nam panggungnya, Rungik, dipanggil ke atas panggung sebagai juara satu. “Saya sangat bahagia saat itu, tidak saja saya bisa memenangkan lomba di tingkat kabupaten, namun saya juga membuat orang-orang di sekitar saya menjadi bangga. Kemenangan di tingkat kabupaten berarti kesempatan untuk melanjutkan kompetisi di tingkat provinsi.”
Mimpinya menjadi kenyataan saat Dinas Pendidikan karangasem menghubungi sekolahnya dan meminta Susila untuk mewakili Karangasem dalam Kompetisi Bebanyolan dalam rangka Festival Tunas Bahasa Ibu bulan November 2023. Dengan bimbingan dari gurunya serta petugas dari Dinas Pendidikan, ia mulai menyiapkan naskahnya. “Itu merupakan pengalaman yang sangat menyenangkan. Jika biasanya orang-orang merasa stress saat mempersiapkan diri mengikuti kompetisi, saya malah sebaliknya. Latihan kami setiap hari dipenuhi dengan tawa. Selain itu, pada saat lomba, saya bertemu dengna banyak teman dari berbagai kabupaten dan bisa belajar dari penampilan mereka di panggung. Meskipun saya hanya mendapatkan juara harapan I, saya tetap merasa senang dengan apa yang telah saya capai.”
“Saya sangat senang dapat menggabungkan penggunaan Bahasa Bali dan melestarikan budaya Bali dalam bentuk pertunjukkan komedi. Merupakan sebuah kehormatan untuk bisa menjaga warisan budaya dengan jalan seperti ini. Perjalanan masih sangat panjang, tapi saya yakin bahwa suatu saat nanti saya akan bisa menjadi komedian tradisi yang terkanl di Bali. Saya sangat bersyukur mendapatkan begitu banyak dukungan dari keluarga, teman, serta guru-guru yang selalu mendorong saya untuk melakukan yang terbaik. Tidak lupa juga saya ucapkan terima kasih kepada YKIP yang telah memberikan saya kesempatan melanjutkan pendidikan di SMP. Tanpa dukungan ini, saya mungkin tidak mendapat kesempatan untuk mengeksplorasi bakat saya di bidang ini.”
YKIP bangga atas usaha Susila melestarikan budaya Bali. Pada saat pembagian beasiswa kami yang lalu di bulan Januari, kami mengundang Susila sebagai Rungik untuk menghibur teman-temannya sesama penerima beasiswa. Penampilannya membawa kebahgian dan tawa bagi psiswa asuh, keluarganya, dan tentu saja staff YKIP. Kegiatan itu merupakan kegiatan pembagian beasiswa yang paling penuh canda tawa di Karangasem.
Kami yakin bahwa cerita Susila memberikan Anda inspirasi untuk menjadi bagian dari Program Beasiswa KEMBALI yang kami jalankan. Dukungan Anda akan membantu kamu memberikan beasiswa kepada siswa-siswi yang berprestasi seperti Susila. Anda bisa memberikan donasi disini. Selain itu, Anda juga dapat menjadi relawan saat kami laksanakan pembagian peralatan sekolah. Siapa tahu Anda dapat bertemu dengan Rungik di Karangasem saat anda menjadi relawan.